Powered By Blogger

Laman

Senin, 22 Oktober 2012

Sedikit Pengantar Mengenai Etika Administrasi Negara


Etika dan Sejumlah Pengandaian Normatif
Di dalam setiap pembahasan mengenai etika atau moralitas dalam konteks negara, pemikian Rosseau agaknya masih akan relevan. Persoalan-persoalan hati nurani yang termuat dalam moralitas itulah yang akan menentukan kualitas peradaban manusia. Demikian pentingnya kedudukan moralitas atau hukum moral bagi manusia sehingga dalam banyak hal kemajuan peradaban suatu bangsa dapat diukur dari sejauh mana individu-individu dalam bangsa tersebut dapat menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas. Untuk kelestarian peradaban manusia, kesadaran akan moral mutlak diperlukan. Moral menyangkut harkat manusia, sehingga ia akan selalu memiliki ciri rasional dan objektif sesuai dengan kecenderungan manusia untuk berpikir. Universalitas moral terletak pada kenyataan bahwa prinsip moral berlaku bagi siapa saja, kapan saja dan dimana saja, tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
Etika berasal dari bahasa Yunani: ethos, yang artinya kebiasaan atau watak, sedangkan moral berasal dari bahasa Latin: mos (jamak: mores) yang artinya cara hidup atau kebiasaan. Dari istilah ini muncul pula istilah morale atau moril, yang berarti semangat atau dorongan batin. Juga terdapat istilah norma yang berasal dari bahasa Latin (norma: penyiku atau pengukur), dalam bahasa Inggris norma berarti aturan atau kaidah. Secara epistemologis, pengertian etika dan moral memiliki kemiripan. Namun, sejalan dengan perkembangan ilmu dan kebiasaan di kalangan cendekiawan, ada beberapa pergeseran arti yang kemudian membedakannya. Etika cenderung dipandang sebagai suatu cabang ilmu dalam filsafat yang mempelajari nilai-nilai baik dan buruk bagi manusia. Sedangkan moral adalah hal-hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang baik sebagai “kewajiban” atau “norma”. Moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh seseorang memeliki dorongan untuk melaksanakan tindakan-tindakannya sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan moral. Dorongan untuk mencari kebenaran atau kebaikan senantiasa ada pada diri manusia, yang membedakan tingkat moralitas adalah kadar atau kuat tidaknya dorongan tersebut.
Moral merupakan daya dorong internal dalam hati nurani manusia untuk mengarah kepada perbuatan-perbuatan baik dan menghindari perbuatan-perbuatan buruk. Secara sederhana, nilai dapat dirumuskan sebagai objek dari keinginan manusia. Nilai menjadi pendorong utama bagi tindakan manusia dari berbagai macam nilai yang memengaruhi kompleksitas tindakan manusia. Setiap perilaku manusia ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut serta prinsip-prinsip moral yang dipegangnya. Dengan demikian, moral itu sendiri merupakan suatu sistem nilai yang menjadi dasar bagi dorongan atau kecenderungan bertindak.
Dari aspek susunannya manusia dapat dibedakan menjadi dua komponen yaitu jiwa dan raga. Menurut Aristoteles, jiwa manusia terdiri dari cipta, rasa dan karsa, sedangkan raga terdiri dari zat mati, zat tumbuhan dan zat hewani. Dari kedudukannya, manusia dapat berdiri sendiri sebagai pribadi yang mandiri dan juga dapat berdiri sebagai makhluk Tuhan. Kemudian dari aspek sifatnya manusia dapat dibedakan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Individu-individu yang hidup di tengah masyarakat tidak bisa lepas dari kepentingan sosial dan sebaliknya suatu sistem sosial tidak dapat dipahami tanpa mempelajari karakter individu-individu yang terdapat di dalamnya. Moralitas hanya akan berlaku sempurna dalam situasi dimana manusia berhubungan dan berkomunikasi dengan manusia yang lain. Tujuan etika adalah memberitahukan bagaimana kita dapat menolong manusia di dalam kebutuhannya yang riil yang secara susila dapat dipertanggungjawabkan. Etika sosial lebih banyak mengundang perdebatan karena masalah-masalah yang ada di dalamnya lebih mudah menimbulkan beragam pandangan dibandingkan dengan etika individual. Persoalan etika sosial menyeruak karena semakin kompleksnya kehidupan masyarakat modern berbarengan dengan globalisasi masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Jangkauan telaah etika sosial semakin luas, bukan saja melibatkan hubungan antar kelompok masyarakat namun juga antar etnis atau negara. Kemajuan dari teknologipun telah memungkinkan pertukaran informasi dalam sekejap yang dapat nerpengaruh pula terhadap situasi moral kita. Berbeda dengan etika individual, etika sosial memang memiliki keterkaitan antar aspek yang sangat luas. Etika sosial di samping menyangkut kedudukan individu di tengah suatu sistem sosial juga akan memerlukan lebih banyak konseptualisasi maupun aplikasi yang bersifat multi-facet. Etika sosial juga mempersoalkan hak setiap pranata, semisal rumah tangga, sekolah, negara dan agama untuk memberi perintah yang harus ditaati.
Etika merupakan salah satu cabang dari filsafat, jadi untuk memperoleh pemahaman tentang etika secara menyeluruh kita hendaknya mengkaji kembali perkembangan ilmu sejak awal. Berikut adalah berbagai macam aliran yang menjadi landasan dari etika : (1) Naturalisme, paham ini berpendapat bahwa sistem etika dalam kesusilaan mempunyai dasar alami, yaitu pembenaran hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas fakta dan bukan atas teori yang sangat metafisis, (2) Individualisme, setiap individu berhak menentukan hidupnya sendiri, dan memiliki hak untuk bertindak sesuai dengan pilihan batinnya dan tidak boleh dihalangi oleh siapapun juga, (3) Hedonisme, yaitu bahwa bila kebutuhan kodrati terpenuhi, orang akan memperoleh kenikmatan sepuas-puasnya, (4) Eudaemonisme, paham ini mengajarkan bahwa kebahagiaan merupakan kebaikan tertinggi, (5) Utilitarianisme, suatu perbuatan dikatakan baik jika membawa manfaat atau kegunaan, yang berarti memberikan kita sesuatu yang baik dan tidak menghasilkan sesuatu yang buruk, (6) Idealisme, timbul dari kesadaran akan adanya lingkungan normativitas bahwa terdapat kenyataan yang bersifat normatif yang memberi dorongan kepada manusia untuk berbuat.
Dalam hidup bermasyarakat, faktor-faktor yang mendorong perilaku seseorang itu berpengaruh secara interaktif. Pilihan tindakan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan usia, pengalaman yang diperoleh dari orang lain, kondisi sosial ekonomis, dan pendidikan akhlak yang pernah dikenyam seseorang. Namun, tahap-tahap pertimbangan moral yang mewujudkan perilaku seseorang masih bisa kita lacak secara teoritis yang meliputi penilaian sunderesis (pemeliharaan), penilaian tentang ilmu moral, penilaian khusus non-personal, penilaian khusus pribadi, dan penilaian atas pilihan tindakan. Nilai-nilai moral suatu masyarakat bukan sekedar keyakinan masing-masing anggotanya, melainkan merupakan bagian dari harta benda rohani masyarakat itu. Nilai-nilai tersebut ikut menentukan identitas dan pola tindakan dalam masyarakat yang bersangkutan. Di berbagai aspek masalah sosial dan masalah kesejahteraan umum, hampir semua keputusan akan mempunyai akibat-akibat etis yang dalam jangka panjang akan terasa begitu penting. Jadi, kesediaan seluruh komponen masyarakat untuk senantiasa memperkokoh kemampuan dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan moral pada gilirannya merupakan landasan yang paling kuat bagi setiap dimensi pembangunan. Diskusi dan kritik etis adalah unsur penting dalam mencari orientasi normatif di tengah perubahan sosial yang sangat cepat.
Sumber :
Kumorotomo, Wahyudi. 2005. Etika Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sabtu, 07 Januari 2012

10 Ciri Orang yang Berfikir Positif

Orang-orang yang menginginkan perjalanan dalam hidupnya itu lancar pasti akan berusaha untuk meningkatkan diri dalam menghadapi permasalahannya dengan cara berpikir positif. Untuk itu kita dapat melihat ciri-ciri dari orang yang berpikiran positif yaitu sebagai berikut:
1. Melihat masalah sebagai tantangan.
Para pemikir positif menjadikan masalah sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan.
2. Menikmati hidupnya.
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti dia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide.
Dengan begitu, bisa jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak.
Memelihara pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan dengan membangunkan singa tidur, karena kalau dibiarkan bisa-bisa pikiran negatif itu akan menimbulkan masalah.
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya.
Bukan dengan berkeluh kesah tentang apa yang tidak dimilikinya.
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu.
Karena gosip sangat dekat dengan pikiran negatif, maka mendengarkan pembicaraan yang tak terarah tujuannya adalah perilaku yang dijauhi oleh pemikir positif.
7. Tidak hanya membuat alasan, tetapi langsung dapat menbuat tindakan.
Orang yang memiliki banyak alasan akan menimbulkan kesusahan pada dirinya sendiri.
8. Menggunakan bahasa positif.
Yaitu dengan kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme.
9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif.
Diantaranya dengan senyum, berjalan dengan langkah tegap dan gerakan tangan yang ekspresif atau dengan anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias dan “hidup”.
10. Peduli pada citra diri.
Itulah sebabnya mengapa mereka berusaha untuk tampil baik. Bukan hanya dari luar saja, tetapi dari dalam juga.

Kamis, 05 Januari 2012

aku

Ddorrr. . . .
 sesaat aku terbangun dari kelalaian yang sepertinya sudah teramat lama.. kenapa orang-orang bahkan termasuk aku menyukai hal-hal yang mendadak ketika waktu sudah menjepit.. :D
 hari ini aku ingin seperti mereka yg sudah berada dsana, kadang aku merasa takut, apakah aku bisa? tapii, hanya semangat dan pesan yg selalu kuingat dari mereka2 yang kusayangi, yg menginginkan terbaik untukku.. Alhamdulillah ya  Allah, smg aku selallu berada dalam lindunganMu, jalanMu dan ridhaMu.. terimakasih ibu bapak dan semua kluarga serta sahabatku atas motivasi doa dan senyuman tulus yang selalu kalian berikan padaku..
Insya Allah aku bisa menjadi seperti apa yang selama ini menjadi harapan dan mimpi dari kita smua..

..yang aku tau bahkan banyak orang bilang "dmana ada niat pasti dsitu ada jalan" hhehehe..
Disini aku mulai mencoba untuk berharap, bermimpi dan bertindak untuk masa depan yang baik tentunya..